Kamis, 10 Oktober 2013

What Should I do ?


Author : Miss
Cast:
Tiffany SNSD
Sunny SNSD
Jessica SNSD
Eunhyuk Super Junior
Donghae Super Junior
Henry Super Junior
Mir MBLAQ

Author cuap cuap dulu yaaa.... Annyeongg, akhirnya miss bisa publish what should I do fanfiction comebacknya miss yang udah hiatus lama, kali ini pengen bikin cerita yang happy ending ga mau lagi bikin yang sad ending hikss *mewek di pojokan* kalo ada yang ga suka pairing super junior sama girls generation tolong jangan di bash yaaa karena semua cerita ini hanyalah khayalan belaka... komentar sangat dibutuhkan 

let's see ^^)v


What Should I do
Saat itu adalah sehari sebelum hari jadiku yang ke 3 dengan kekasihku, yah sudah 3 tahun aku menjalin hubungan dengannya, aku selalu memikirkan apakah dia akan membuat sebuah kejutan atau mungkin hadiah? Ahhh aku benar-benar berharap hari ini akan berlalu dengan cepat. Tanpa sadar ponselku berbunyi dan menyadarkanku dari lamunanku, ternyata kekasihku mengirim pesan pada ku, sebuah pesan yang hingga saat ini pun masih aku ingat jelas.
Dec  1, 2010 1:03 pm
Henry
Maaf mungkin kita memang harus mengakhiri ini semua.
Dan aku sama sekali tidak berniat balas dendam atau apapun, justru aku tidak mau kau merasakan sakit karena ku. Maaf jika aku tidak mengerti perasaan mu, tapi hanya ini yang bisa aku lakukan demi kebaikan mu. Kamu boleh membenci ku sesuka hati mu tapi tolong buka hati mu untuk orang lain, masih banyak laki-laki yang lebih baik dari ku.

Begitulah isi pesannya. Dia selalu mengatakan demi kebaikan ku dan demi kebahagian ku, dia bahkan tidak tau bagaimana perasaanku saat membaca pesannya. Pesan itu dikirim beberapa  hari sebelum ujian akhirku, aku pun harus ujian dengan perasaan yang tidak menentu, perasaan yang benar-benar sakit entahlah bagaimana hasil ujian ku nantinya aku hanya mengerjakan semua soal semampuku dan ternyata aku lulus dengan hasil yang cukup memuaskan . Ketika aku menceritakan hal ini pada teman-temanku, mereka semua berkata “masih banyak laki-laki yang lebih baik darinya”, ya aku percaya itu tapi bukan hal yang mudah bagi ku untuk melupakannya, 3 tahun kenangan yang telah aku lalui bersamanya bukanlah hal yang mudah untuk dilupakan. Waktu berlalu dengan cepatnya, beberapa hari setelah pengumuman hasil ujian seleksi masuk perguruan tinggi negeri aku mendapat kabar yang lagi-lagi tidak menyenangkan.

Jun 24,2011 4:28 pm
Jessica
Fany, aku dengar henry akan menikah.
apa benar?
Tuhan, apa ini ujian dari mu? Mengapa harus bertubi-tubi seperti ini? Apa belum cukup dengan aku tidak lulus ujian seleksi masuk perguruan tinggi negeri? Mengapa harus ditambah dengan aku mendengar kabar dia menikah?. Pertanyaan-pertanyaan itu terus aku ucapkan dalam hati. Setelah mendengar kabar itu aku terus menutup diri sampai saat ini pun aku tak banyak bicara dan hanya tersenyum pada orang-orang yang memang aku kenal. Teman-temanku selalu bertanya “mengapa tak mencoba membuka hati untuk laki-laki lain?”, dan jawaban ku tetap sama “aku tak mau merasakan hal yang sama lagi”.
Itulah hal-hal yang selalu aku pikirkan ketika tak ada hal yang aku kerjakan. Tapi kali ini aku bisa meminimalisir semuanya dengan berusaha menyibukan diriku dan melupakan hal-hal yang tak ada artinya lagi.
Setelah gagal mengikuti ujian seleksi masuk perguruan tinggi negeri aku pun memutuskan mengikuti salah satu ujian seleksi masuk perguruan tinggi swata dan sudah hampir 2 tahun aku berada dikampus ini, banyak orang menyebut kampus ku sebagai kampus biru mungkin karena dikampusku dominan dengan warna birunya atau mungkin kampus perjuangan ? entahlah aku tidak begitu memperdulikannya. Seperti biasa ketika jam kosong dan menunggu mata kuliah selanjutnya aku selalu duduk di sebuah tangga batu yang ada di kampusku tempat para mahasiswa biasanya berkumpul dan bercengkrama. Ahh ya aku sampai lupa memperkenalkan diriku, perkenalkan aku Tiffany seorang mahasiswi fakultas ekonomi dan disinilah tempat favoritku tangga batu, disini aku bisa memikirkan banyak hal dan melihat pria tampan dari fakultas yang berbeda juga melupakan semua kisah percintaan ku yang berakhir menyedihkan.
“yaakk tiffany sampai kapan kau akan diam disini hah?” ucap Sunny
“entahlah mungkin sampai ada seorang pria yang membuatku jatuh cinta padanya hahahaha” ucap ku bercanda
“lihat lah penampilan mu ini fany-ah !” perintah sunny sambil menatapku dari ujung kepala sampai ujung kaki ku
“apa yang salah dengan penampilan ku? Apa aku tidak cantik?” Tanya ku kebingungan
“tidak, kau ini cantik, hanya saja penampilan mu benar-benar berantakan”
“apa iya? Haiishh bilang saja kalau kau iri”
“hah? Untuk apa aku iri pada mu?”
“bisa saja kan kau iri pada ku karena aku baru saja mendapat nilai sempurna dikelas tadi”
“tidak aku tidak iri, aku justru mengakui bahwa kau ini sangat pintar”
“benarkah? Tapi aku ini tidak pintar”
“kalau kau tidak pintar bagaimana bisa kau mendapat nilai sempurna?”
“itu karena aku cerdas hahahaha”
“Oh Tuhan… kenapa aku mempunyai teman yang memuji dirinya sendiri?”
“sudahlah lebih baik kita pulang, aku benar-benar lelah hari ini”
“ahh kau benar ayo kita pulang”
Aku dan sunny pun berjalan menuju tempat parkir yang ada dikampus kami, aku mengunakan sepedah motor karena jika aku mengunakan kendaraan umum atau pun mobil itu butuh waktu berjam-jam untuk sampai kekampus. Aku dan nana harus mengambil helm yang kami titipkan, seperti biasa tempat penitipan helm selalu dipenuhi oleh pria-pria.
“ini butuh perjuangan” ucap sunny tiba-tiba
“ahh yaaah seperti biasa harus tahan godaan” ucap ku mengiyakan
“yak godaan apa yang kau maksud hah?” ucap sunny sambil memukul kepala ku
“haisshh hanya bercanda” jawabku sambil mengelus kepalaku
“paman, dimana helm ku?” Tanya sunny pada penjaga tempat penitipan helm
Aku dan nana sudah menganggapnya seperti paman kami sendiri.
“itu dibawah sana” jawab paman mir sambil menunjuk helm nana, sedangkan aku sibuk menggunakan jaketku
“emm, tiffany akun 2011 ya?” Tanya seorang pria pada ku
“ahh iya” jawab ku bingung
“tau aku siapa?” Tanya pria itu
“emm, akun 2010?” Tanya ku
“bukan, manajemen 2009” jawab pria itu sambil tersenyum
“ahh halo” ucap ku kaku, nana melangkah pergi menuju sepedah motornya
“emm duluan ya” ucapku melangkah pergi mengejar nana
Aku pun berjalan menuju sepedah motorku dengan pertanyaan besar dikepalaku, siapa dia? Kenapa dia bisa mengenalku?. Aku pun mengendarai sepedah motor ku dan ketika aku melewai tempat penitipan helm itu salah satu teman pria itu berteriak “dia bentar lagi sidang, calon sarjana loh lagi cari pendamping wisuda”, aku hanya tersenyum dan pergi meninggalkan mereka.

Tiffany POV
Setibanya dirumah aku menaruh semua barangku dikamar lalu menuju kamar mandi untuk membersihkan badan ku. Selesai mandi aku menghabiskan waktu ku dikamar sambil bermain gitar atau mendengarkan lagu sambil membaca cerpen-cerpen yang diposting orang-orang disebuah website. Kali ini aku tidak membaca cerpen-cerpen itu aku justru mendengarkan lagu duduk diteras kamarku, menikmati setiap hembusan angin yang menyentuh tubuhku terkadang memejamkan mata ku untuk membuat pikiranku lebih tenang namun tiba-tiba sebuah senyuman terlintas dalam pikiran ku, senyuman pria sore tadi itu, aku langsung membuka mataku dan pertanyaa-pertanyaan mulai muncul dalam pikiran ku, bagaimana dia bisa mengenalku? Bagaimana mungkin bisa? Siapa dia sebenarnya??
“hah, apa aku mulai gila?” Tanya ku dalam hati
Seyuman pria itu kembali muncul dalam ingatan ku
“haiisssshhhh” teriaku sambil mengacak-acak rambut ku, tapi tiba-tiba BUUUKK~ sebuah bantal mendarat tepat dikepalaku
“YAAAAKKK TIFFANY !!!” teriak kakak ku
“sejak kapan kakak ada disitu?” Tanya ku kesal
“sejak kau menjadi gila! Sebenarnya apa yang kau pikirkan hah?” Tanya kakak ku
“Heeemmmm, Molla”
“Apa ada seorang pria yang kau sukai hah?” godanya
“ANIO!!!!” teriaku sambil mendorong kakak ku keluar kamar
Aku langsung mengunci kamar tidurku, agar tak seorang pun bisa mengganggu ku malam ini. Suasana malam ini sangat mendukung suasana hati ku karena rintik-rintik hujan mulai turun dengan angin yang berhembus lembut, aku pun memutuskan untuk mendengarkan lagu hingga tertidur lelap.
Tiffany POV end

Eunhyuk POV
Lagi-lagi aku tersesat.. padahal sudah hampir 3 tahun aku kuliah dikampus ini, kenapa aku harus dilahirkan dengan ingatan yang minim? Haissssh lebih baik aku mencari seseorang yang bisa mengantarku. Aku terus berjalan mencari seseorang yang aku kenali, tiba-tiba mata ku menemukan sosok gadis yang benar-benar aku kenali, tanpa pikir panjang lagi aku pun menghampirinya.
“Tiffany !” teriak ku memanggilnya, dia tampak kebingungan mencari siapa yang memanggilnya. Lihatlah wajahnya yang lugu itu, jujur aku sangat menyukainya tapi sampai saat ini aku belum bisa mengatakannya karena aku takut tak bisa sedekat ini lagi dengannya.
“Yaa, eunhyuk oppa” teriaknya sambil terseyum “apa kau tersesat lagi?” lanjutnya menghampiriku
“yaahh seperti biasa, bisa kau antar aku ke ruang wakil rektor?” jawab ku sambil merangkulnya
“wakil rektor? Apa oppa membuat kesalahan lagi ?” tanyanya khawatir
“Lagi? Apa aku seburuk itu hah?”
“hehehehe.. lalu ada apa?”
“aku mendapatkan beasiswa dari universitas, ada beberapa file yang harus ditanda tangan wakil rektor”
“waaahhh, oppa benar-benar pintar” ucapnya kagum sambil memengang kedua pipiku, kalian tau saat ini jantungku benar-benara berdetak cepat
“aku tau, jangan-jangan kau menyukaiku? Hahaha”
“haisshh, mana mungkin aku menyukai pria pelupa seperti oppa, kajja kita keruang wakit rektor” ucapnya sambil menarik tanganku
Mendengar ucapannya itu membuat ku sedikit kecewa tapi bagaimana jika aku bisa menghilangkan sifat ku yang pelupa ini apa dia akan menyukaiku? Aku terus bertanya dalam hati. Sepanjang perjalanan aku terus memperhatikannya, dia adalah tipe orang yang senang bercerita, setiap tingkahnya selalu membuatku tersenyum, tanpa terasa kami sampai tepat didepan ruang wakil rektor.
“sudah sampai” ucapnya sambil tersenyum
“ahhh yaa gomawo”
“cheonma, jangan sampai tersesat lagi, aku duluan ya oppa. Bye bye”
“Ne” jawab ku singkat. Ia pun melangkah pergi sambil melambaikan tangannya, aku pun bergegas masuk ke ruang wakil rektor.
Eunhyuk POV end

Author POV
Setelah mengantar eunhyuk, tiffany bergegas menuju kelasnya karena ia sudah terlambat 15 menit. Saat akan memasuki kelas ternyata pintu kelas terkunci dan itu artinya ia tidak diijinkan untuk memasuki kelas. Tiffany pun memutuskan untuk pulang kerumah karena ia tidak bisa mengikuti mata kuliah terakhir dihari ini. Ketika tiffany berada di tempat penitipan helm, ia melihat pria yang membuatnya bertanya-tanya.
“paman mir, dimana helm ku?” Tanya tiffany dari luar tempat penitipan helm
“ada didala, dibawah meja itu masuk saja”jawab paman mir yang berdiri desebelah tiffany
“heeuuumm, baiklah” tiffany menghela nafasnya panjang sebelum memasuki tempat penitipan helm karena pria itu ada didalam.
Ketika tiffany masuk kedalam tempat penitipan helm tiba-tiba pintu tempat penitipan helm ditutup, membuat tiffany kebingungan dan salah tingkah.
“fany-ah duduk saja dulu” teriak paman mir dari luar tempat penitipan helm
“iya, fany duduk dulu” ucap pria itu
“ahh ne” jawab tiffany kemudian duduk di sebelah pria itu sambil memeluk helmnya
“oiya, waktu itu aku belum mengenalkan diri kan? Aku donghae” ucap donghae sambil mengelurkan tangannya
Tiffany yang sedikit terkejut pun mengulurkan tangannya tapi tak berani untuk berjabatan tangan, akhirnya donghae yang lebih dulu menggenggam tangan tiffany untuk berjabatan. Mereka pun berbincang-bincang, membicarakan banyak hal. Mulai dari membicarakan masalah perkuliahan hingga bertukar nomer handphone.
“ahh, aku tinggal dulu ya ada tugas yang harus diselesaikan” ucap donghae sambil berdiri dan bersiap pergi
“iya, silahkan” jawab tiffany singkat
“tunggu ya nanti kita lanjut lagi” ucap donghae kemudian melangkah pergi
Tiffany pun memutuskan untuk pulang karena cuaca mendung, ia takut hujan akan turun dan itu membuatnya pulang telat. Meski pun donghae meminta untuk menunggu tapi tiffany tetap memutuskan untuk pulang.
Hari demi hari telah terlewati, setiap kali tiffany bertemu dengan donghae mereka hanya berbicara sepatah dua patah kata. Seperti “mau kemana?” “ahh ya hati-hati” hanya sebatas pertanyaan-pertanyaan singkat tidak lebih dari itu.

Eunhyuk POV
Hari ini jadwal kuliah ku tidak begitu padat, itu artinya banyak kesempatan untuk ku bisa bertemu dengan tiffany. Aku berjalan menuju tangga batu tempat yang selalu tiffany kunjungi dan benar saja aku menemukan tiffany sedang duduk di tangga batu sambil membaca buku dan mendengarkan lagu bersama teman-temannya. Ketika aku berjalan mendekatinya tiba-tiba ada seorang pria yang tidak aku kenali berjalan kearahnya dan duduk tepat disebelahnya, ini pertama kalinya aku melihat tiffany bersama pria itu. Tiffany terlihat bahagia ketika berbicara dengan pria itu bahkan pria itu menggenggam tanganya, apa pria itu kekasih tiffany?. Aku pun mengurungkan niat ku untuk menemui tiffany dan memutuskan untuk pulang kerumah.
Entah kenapa tiba-tiba dada ku terasa sakit, apa ini yang dinamakan patah hati? Mengapa begitu menyakitkan? Aku memang orang yang bodoh, aku orang yang payah karena aku orang yang menginginkanya, walau aku tidak tau apa aku bisa membuatnya tersenyum.. meski aku tak pernah berekspresi, bagiku… dia seperti angin merasuk dalam diriku. Sepanjang hari ia mengoceh seperti burung, menjadi serius atas sesuatu yang tidak penting seperti anak kecil. Dia orang yang cukup berharga, dia orang yang cukup beruntung karena dia tipe orang yang membuatku ingin berubah menjadi kekasihnya. Semoga dia akan menjadi cinta ku, menjadi satu-satunya cinta ku. Aku punya banyak perasaan untuk ku tunjukan padanya tapi aku tidak tau bagaimana memulainya.
Eunhyuk Pov end

Author Pov
Tanpa terasa hari-hari berlalu dengan cepatnya, sejak eunhyuk melihat tiffany bersama seorang pria yang ternyata adalah donghae, ia memutuskan untuk menjauhi tiffany. Tiffany tidak begitu memperhatikannya karena belakangan ini hari-harinya dipenuhi angan-angan tentang donghae. Hari ini adalah hari wisuda donghae, tiffany memutuskan untuk datang dan mengucapkan selamat. Perjalanan menuju kampus rupanya tidak semulus yang diperkirakan tiffany dan membuatnya terlambat.
“sunny-ah, apa wisudanya sudah selesai?” Tanya tiffany pada sunny yang lebih dulu tiba di kampus
“sudah selesai dari setengah jam yang lalu, kau ini dari mana saja hah?” ucap sunny
“ahhhh eottoke? Apa donghae oppa sudah pulang?” tiffany malah balik bertanya
“coba Tanya pada eeteuk oppa, nah itu dia” usul sunny. Eeteuk adalah teman dekatnya donghae
“eeteuk oppa!” teriak tiffany memanggil eeteuk
“ahh fany-ah. Ada apa?” Tanya eeteuk
“oppa selamat atas kelulusannya” ucap tiffany sambil memberikan bunga “apa oppa melihat donghae oppa?” lanjut tiffany
“anio, coba kau telephone atau kirim pesan padanya” usul donghae dan tiffany pun mengikuti usulan itu mengirim pesan pada donghae.
To: Donghae Oppa
Oppa, dimana ?
Aku bawa bunga hehehe
Beberapa saat kemudian, tiffany melihat sosok yang sangat ia kenali, tidak salah lagi dia adalah donghae tapi kali ini donghae tidak sendirian, tidak didampingi orang tuanya tapi didampingi seorang wanita yang juga sama menggunakan pakaian wisuda sepertinya, donghae menggenggam erat tangan wanita itu tersenyum bahagia lalu memeluk wanita itu dan bahkan mencium keningnya. Mata tiffany mulai berkaca-kaca melihat kejadian yang tak pernah ia ingin lihat.
“fany-ah wae?” Tanya sunny khawatir
“ani, aku mau pulang” jawab tiffany singkat dan melangkah pergi
“FANY-ah !”panggil sunny sambil mengejar tiffany
Setibanya tiffany dirumah, ia langsung masuk kedalam kamar dan menguncinya. Menjatuhkan tubuhnya diatas kasur menerawang kearah langit-langit kamar. Tiba-tiba handphonenya berbunyi tanda sebuah pesan masuk.
From: Donghae Oppa
Fany-ah mian, oppa baru membalas pesan mu.
Pasti kau kebingungan tadi.
Tiffany mulai berkaca-kaca membaca pesan dari donghae kemudian membalas pesan itu.
To: doghae oppa
Anio, gwaenchana oppa.
Oiya, sebenarnya tadi fany melihat oppa dengan pacar oppa, kalian terliahat serasi :D
Tak beberapa lama donghae pun membalas pesan tiffany.
From: donghae oppa
Ahhh gomawo, apa kami benar-benar serasi? Hahahaha
Bagaimana kalau besok kita bertemu dikampus?
Kali ini pesan yang dikirim donghae berhasil membuat tiffany menangis hingga tiffany tak sanggup membalas pesannya. Tubuh tiffany bergetar hebat, isak tangisnya semakin menjadi.

Tiffany Pov
Mengapa baru kali ini aku mengetahui segalanya? Mengapa tak dari awal dia memberitahukan hal itu pada ku? Apa ini yang dia inginkan ? membuat ku tergila-gila padanya, membuat hatiku berbunga-bunga lalu membuat ku menangis karena cinta..cinta yang tertahan karena nya. Sepertinya cintaku padanya hanyalah cinta yang bertepuk sebelah tangan. Cinta yang keindahannya hanya kurasakan sendirian. Kini ku merasa… menumbuhkan cinta ini begitu sia-sia, begitu bodoh.
Meski hatiku selalu merapalkan “aku mencintaimu”, tapi hanya bisa tertuang lewat air mataku. Air mata yang mewakili kata-kata, kata-kata permintaan maaf karena telah lancang mencintainya.biarkan sajalah aku mencintainya, cinta yang ku tanggung sendiri, cinta yang tak terbalas, cinta yang bodoh dan sia-sia. Biarkanlah saja, karena dengan begitu hatiku tidak terasa dingin dan sepi.
Aku terus menangis semalaman tak memperdulikan teriakan dari kakak ku, aku menangis hingga aku tertidur dan itu membuat mataku sembab di pagi hari. Aku mempersiapkan diri untuk berangkat kekampus dan menggunakan kacamata ku untuk menutupi mata sembabku.
Setibanya dikampus aku langsung menuju kelasku tidak lagi duduk ditangga batu, ketika aku berjalan dikoridor kampus aku berpapasan dengan eunhyuk oppa, aku tersenyum lebar bersiap menyapanya karena aku baru sadar kami sudah lama tidak berjumpa tapi dia tidak melihat kerahku hanya melewatiku dan berlalu pergi membuat ku terdiam seketika itu juga.
“apa aku terlihat berbeda karena menggunakan kacamata sampai eunhyuk oppa tidak mengenali ku dan hanya melewati ku seperti itu?” gerutuku pelan
Tiffany pov end

Eunhyuk pov
Ketika aku berjalan dikoridor kampus aku melihat tiffany, dia terlihat lesu tapi tetap memasng wajah yang ceria walau pun begitu aku belum siap berbicara dengannya. Aku pun berpura-pura tidak melihatnya dan berlalu pergi tapi ketika aku berpapasan tepat didepannya aku melihat mata sembabnya di balik kacamata yang dia kenakan.
“apa dia menangis semalaman?” Tanya ku dalam hati
Lagi-lagi tiffany berhasil membuat konsentrasi belajar ku hilang, ia berhasil membuat pikiran ku hanya memikirkannya terlebih karena aku melihat matanya yang sembab. Selesai perkuliahan aku mencari tiffany diseluruh penjuru kampus tapi aku tidak menemukannya, kebetulan aku bertemu dengan sunny.
“sunny, apa kau melihat fany?” Tanya ku
“aahhh, fany sudah pulang, dia bilang tidak enak badan” jawab sunny
“ahh gomawo, kalau begitu oppa duluan ya” ucap ku lalu melangkah pergi
Tidak enak badan ? apa dia sakit ? aku harus segera menemuinya, tunggu apa aku harus membawakan es krim coklat kesukaannya? Tidak dia kan sedang sakit atau aku belikan coklat saja ahh ya coklat lebih baik sepertinya , batin ku. Aku pun bergegas menuju rumah tiffany.
Aku melihat tiffany duduk di bangku taman yang tak jauh dari rumahnya, aku pun memarkirkan motor ku didekat taman itu, aku melihat dia sedang mendengarkan lagu sambil membaca buku. Itulah hal yang selalu dia lakukan ketika suasana hatinya sedang tidak baik. Aku berjalan mendekatinya diam-diam, ketika aku berdiri tepat dibelakangnya, aku putuskan untuk menutup matanya dengan kedua tangan ku tapi tangan ku terasa basah,apa dia menangis?
“eunhyuk oppa” ucap tiffany lembut lalu melepaskan earphone yang ia gunakan
“bagaimana bisa dia mengenaliku?” batin ku lalu melepaskan tangan ku membuka matanya
“bagaimana ? tebakkan ku tepat kan?” tanyanya sambil tersenyum lebar menyembunyikan tangisnya
“itu karena tangan ku yang paling lembut iya kan hahahaha” jawabku di ikuti tawa lepas ku, aku tidak berani bertanya mengapa ia menangis.
“kenapa oppa tidak bertanya kenapa aku menangis?” tanyanya menerawang lurus kedepan
“baiklah aku akan bertanya, kanapa kau menangis?” Tanya ku lalu duduk disebelahnya
“oppa tau, lagi lagi cinta ku bertepuk sebelah tangan.. apa tidak ada pria yang benar-benar mencintai ku?” ucapnya masih menerawang
“haiissshh hanya karena hal itu kau menangis?” ucap ku dengan nada yang lebih tinggi
“entahlah tapi itu yang selama ini aku alami, tidak ada satu pun pria yang benar-benar mencintai ku, aku bahkan benci pada diriku sendiri…” kini semua kata-kata yang ia ucapkan di ikuti dengan isak tangis yang tak bisa ia sembunyikan lagi
“membenci dirimu sendiri ? atas dasar apa sampai kau membenci dirimu sendiri?” kini aku membentaknya karena kesal melihat tiffany menangisi hal yang tak perlu ia tangisi
“AKU BENCI PADA DIRIKU SENDIRI KARENA AKU TERLALU MUDAH JATUH CINTA !!!!!” ucapnya berteriak sambil berdiri dan menatap kearahku dengan raut wajah yang aku sendiri tak bisa menjelaskannya..
Entah apa yang aku pikirkan sampai-sampai bibir ku bisa berada tepat menyentuh bibirnya, aku merasa seakan waktu berhenti sejenak membiarkan ku menikmati situasi ini, mata kami saling bertemu seolah mengisyaratkan untuk tetap seperti ini. Apa yang harus aku lakukan ? haruskah aku terus diam seperti ini? tiba-tiba tiffany menjauh dan kedua bibir kami tak lagi bersentuhan, ia menundukan kepalanya dengan wajah yang memerah. aku pun memberanikan diri mendekatinya dan menyentuh kedua pipinya.
"Fany-ah..." panggil ku lembut agar ia memandang ku, dan tepat sekali kini kedua mata kami kembali bertemu, aku menghela nafas panjang dan kembali berkata dengan lembut.
"jangan pernah jatuh cinta pada pria lain lagi, jangan pernah melihat pria lain lagi, karena saat ini aku yang akan membuat mu jatuh cinta pada ku dan hanya melihat ku, mengerti?" 
"oppa..."
"Fany-ah saranghae" ucap ku memotong ucapannya sambil tersenyum lalu mengecup bibirnya singkat
 "oppa... gomawo" ucapnya sambil memeluk tubuhku erat
mungkin sebelumnya aku tidak pernah tau apa yang harus aku lakukan tapi kini aku tau apa yang harus aku lakukan, menjaga semua orang yang aku cintai mau pun semua orang yang mencintai ku dan membuat mereka semua bahagia. itulah tujuan hidup ku saat ini.



-END-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar